Dubes Iran Sentil Amerika dan Israel soal Tuduhan Senjata Nuklir

by -69 Views

Interaksi.id – Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi membantah keras tuduhan bahwa negaranya tengah mengembangkan senjata nuklir. Ia menyebut tuduhan tersebut sebagai propaganda lama yang terus diulang tanpa bukti.

“Tuduhan yang sama mereka gunakan ketika ingin menyerang Irak. Mereka menuduh Irak memiliki senjata pemusnah massal. Tetapi tuduhan itu tidak memiliki dasar,” kata Boroujerdi saat ditemui Tempo di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis, 10 Juli 2025 dalam wawancara khusus.

Ia mengungkapkan bahwa sejak lebih dari satu dekade lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terus menyuarakan ancaman nuklir Iran yang tak pernah terbukti. Menurut dia, sejak 2013 hingga 2019, Netanyahu terus mengulang klaim bahwa Iran akan memiliki bom nuklir hanya dalam hitungan minggu.

“Jika itu benar semua, seharusnya kami sudah punya senjata nuklir sampai dengan sekarang,” ujarnya.

Kritik Terhadap AS dan Israel

Boroujerdi kemudian mempertanyakan siapa sebenarnya pihak yang berwenang menyatakan suatu negara menyimpang dari tujuan damai dalam pengembangan nuklir. “Apakah itu Rezim Zionis Israel? Apakah Amerika? Atau Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)? Siapa lembaga atau pihak yang berwenang secara teknis atas hal tersebut?” ucapnya.

Baca Juga :  Tentara Israel Tewas di Pangkalan Militer, Diduga Bunuh Diri

Menurut dia, jika yang merasa berwenang adalah Israel dan Amerika Serikat, itu sangat tidak masuk akal. “Saya rasa ini adalah lelucon paling pahit dalam abad terkini yang kita sedang hadapi,” ujarnya. Ia menekankan bahwa Israel bukan anggota IAEA, tidak menandatangani Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT), tidak menjalankan protokol tambahan, dan justru memiliki antara 75 sampai 400 hulu ledak nuklir.

Boroujerdi menilai tidak masuk akal jika Iran yang merupakan anggota IAEA, telah menandatangani NPT, secara sukarela melaksanakan protokol tambahan, dan tidak pernah mengancam negara tetangga, justru mendapat tekanan internasional. Sementara itu, Amerika Serikat, satu-satunya negara yang pernah menggunakan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki—memberikan dukungan kepada Israel untuk menekan Iran. “Ini tentu tidak wajar,” kata dia.

Pengawasan Ketat IAEA

Boroujerdi menyebut Iran telah menjalani ratusan inspeksi dari IAEA untuk membuktikan bahwa aktivitas nuklir mereka tidak melenceng dari tujuan damai. “Di 2024 contohnya, aktivitas nuklir Iran lebih dari 450 kali telah diperiksa oleh IAEA,” ujarnya. Ia merinci, IAEA pun dalam berbagai laporannya membenarkan bahwa tidak ada pengalihan apa pun dari aktivitas nuklir Iran menuju ke arah nondamai.

Baca Juga :  Dedi Mulyadi Hentikan Proyek Golf di Kaki Gunung Salak Diduga Sebabkan Banjir

Karena itu, ia menyatakan bahwa jika lembaga resmi seperti IAEA telah mengkonfirmasi tidak adanya pelanggaran, maka narasi ancaman nuklir dari Iran seharusnya gugur. “Apabila Amerika Serikat atau Rezim Zionis merupakan pihak yang berhak untuk menyatakan hal tersebut, saya rasa ini sebuah pendekatan yang sangat keliru,” ujarnya.

Tuduhan Lama Netanyahu

Menurut laporan Al Jazeera, Netanyahu telah menyuarakan ancaman nuklir Iran sejak 1992 ketika masih menjadi anggota parlemen Israel. Saat itu, ia menyatakan bahwa Iran akan mampu membuat bom nuklir dalam waktu tiga hingga lima tahun.

Klaim serupa terus diulang, termasuk dalam bukunya pada 1995, saat ia bersaksi di Kongres AS pada 2002, dan ketika membawa gambar kartun bom ke sidang Majelis Umum PBB pada 2012. Pada saat itu, Netanyahu mengatakan, “Paling lambat musim panas depan, mereka akan menyelesaikan pengayaan tingkat menengah dan bergerak ke tahap akhir.”

Lebih dari 30 tahun setelah peringatan pertamanya, tudingan Netanyahu tak berubah. “Jika tidak dihentikan, Iran dapat memproduksi senjata nuklir dalam waktu sangat singkat,” kata dia baru-baru ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *